sub menu

Jumat, 01 Februari 2013

jeritan rendahan

"apa?"
"mengapa kau melihatku?"

mata hitam itu melihatku dengan tatapan merendah.
aku takut...
aku benci tatapan itu. seolah-olah bumi akan menelanku saat ini juga.
nafasnya terengah. aku bisa mendengar deru nafasnya.
dia maju selangkah.. dua langkah... tiga langkah...
yang kulihat hanya mata itu. ditemani kegelapan.
semua terasa lembab. hampa seolah menerjang harapan yang aku ucapkan sedari tadi.

aku mengumpat dalam hati..
sial.. pikirku.
orang ini tidak berhenti menatapku.
tatatpanya berubah, dia menatapku tajam..
dia menatapku lekat-lekat seolah mataku lah satu-satunya objek yang harus dilihat.
tidak, dia bukan hanya menatap mataku.
dia menatap tajam hatiku.
sakit..
terasa tercabik-cabik.

sunyi.. yang kurasa hanya kesunyian yang menghampiriku.
jantungku berdetak semakin cepat.. cepat..dan sangat cepat..
aku takut dia mendengarnya.
tahu bahwa aku sedang ketakutan disini.
tahu bahwa aku merasa sakit disini.

"apa?"
"mengapa kalian memandangku?"

terlalu banyak mata yang memandangku saat ini.
mengapa mereka melihatku seperti itu?
terlalu merendah...
tatapan itu seolah tatapan yang sedang melihat sesuatu yang menjiikan.
aku benci.

yang kurasa hanya sunyi. sepi.
semuanya terasa gelap.

"tuhan, ambil aku sekarang"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar